Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
(a) mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
(b) mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
(c) tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
(d) telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.
[sunting] Sejarah nama-nama planet
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.
Nama planet dalam bahasa lain
Arab	Syams	Utaared	Zuhra	Ard	Qamar	Marrikh	Mushtarie	Zuhal	Uraanus	Niftuun
Belanda	Zon	Mercurius	Venus	Aarde	Maan	Mars	Jupiter	Saturnus	Uranus	Neptunus
Bengali	Surya	Budh	Shukra	Prithivi	Chand	Mangal	Brihaspati	Shani	-	-
Canton	Taiyeung	Suising	Gumsing	Deiqao	Yueqao	Fuosing	Moqsing	Tousing	Tinwongsing	Huoiwongsing
Filipina	Araw	Merkuryo	Venus	Daigdig	Buwan	Marte	Jupiter	Saturno	Uranus	Neptuno
Gujarati	Surya	Budh	Shukra	Prathivi	Chandra	Mangal	Guru	Shani	Prajapathie	Varun
Indonesia	Matahari	Merkurius	Venus	Bumi	Bulan	Mars	Yupiter	Saturnus	Uranus	Neptunus
Inggris	Sun	Mercury	Venus	Earth	Moon	Mars	Jupiter	Saturn	Uranus	Neptune
Jawa	Srengenge	Buda	Kejora	Jagad	Wulan	Anggara	Respati	Sani	-	-
Jepang	Taiyou	Suisei	Kinsei	Chikyuu	Tsuki	Kasei	Mokusei	Dosei	Ten'ousei	Kaiousei
Jerman	Sonne	Merkur	Venus	Erde	Mond	Mars	Jupiter	Saturn	Uranus	Neptun
Latin	Sol	Mercurius	Venus	Terra	Luna	Mars	Jupiter	Saturnus	Uranus	Neptunus
Melayu	Matahari	Utarid	Zuhrah	Bumi	Bulan	Marikh	Musytari	Zuhal	Uranus	Neptun
Mandarin	Taiyang	Shuixing	Jinxing	Diqiu	Yueqiu	Huoxing	Muxing	Tuxing	Tianwangxing	Haiwangxing
Perancis	Soleil	Mercure	Vénus	Terre	Lune	Mars	Jupiter	Saturne	Uranus	Neptune
Portugis	Sol	Mercúrio	Vênus	Terra	Lua	Marte	Júpiter	Saturno	Urano	Neptuno
Russia	Solnce	Merkurij	Venera	Zemlja	Luna	Mars	Yupiter	Saturn	Uran	Neptun
Sansekerta	Surya	Budha	Sukra	Dhara	Chandra	Mangala	Brhaspati	Sani	-	-
Thailand	Surya	Budha	Sukra	Lok	Chandra	Angkarn	Prhasbadi	Sao	Uranus	Neptune
Yunani	Helios	Hermes	Aphrodite	Gaea	Selene	Ares	Zeus	Kronos	Uranos	Poseidon
cj.vino akbar from 107.3 Fm E-radio study n fun station
walcome to my blog. to the reader's please menikmati ondition in my blog to your hapyy.
search
12.28.2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 
 
 
 Postingan
Postingan
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
taburkan inspirasi kita di fasilitas internet.
inilah perubahan zaman yng patut kita kembangkan. dengan internet kita bisa menuangkan ilmu kita yang pernah kita tau dan pahami dengan tidak memperhatikan setatus anda.