II-A. KEJADIAN ALAM JAGAT-RAYA.
G-II-(2). PEMUAIAN ALAM JAGAT-RAYA.
.................................
Dalam perkembangannya saat ini, umumnya para ahli (non-muslim) dalam memahami keberadaan Alam Jagat Raya cenderung memilih teori "Big-Bang" dan juga menerima pendapat bahwa selanjutnya Alam Jagat Raya berada dalam keadaan serba tetap, yang berarti tidak menerima bahwa suatu saat nanti Alam Jagat Raya ini akan punah (Qiamat). Cerita-cerita fiksi tentang petualangan di Alam Jagat Raya yang saat ini semakin gencar ditayangkan di mass-media seperti star-trek, star-gate, allien, dsb.; adalah mendukung pemahaman ini.
Albert Einstein mengemukakan teori relativitas, suatu teori yang menjelaskan tentang fenomena dan keunikan ruang dan waktu, yang dapat "mengkerut" untuk benda-benda yang bergerak "mendekati" kecepatan cahaya (300.000 km/detik). Pengkerutan ruang dan waktu tersebut berbanding lurus dengan kecepatan. Semakin mendekati kecepatan cahaya, berarti jarak dan waktu akan semakin singkat. Jadi apabila kita dapat bergerak dengan kecepatan yang sama atau lebih besar dari kecepatan cahaya, maka kita akan bisa menembus batas ruang dan waktu serta bisa menjelajah Jagat-Raya (?). Tetapi pada kenyataannya, belum ada pesawat di dunia ini yang dapat bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya, apalagi melebihi kecepatan cahaya. Karena itu maka kecepatan cahaya ini telah menjadi pembatas utama terhadap ruang gerak manusia di Jagat-Raya ini.
Antar planet dengan matahari/bintang saling terpaut oleh adanya gaya tarik yang diberi-nama "gravitasi". Khususnya planet kita Dunia bersama planet-planet lain yang berdekatan berada dibawah pengaruh langsung dari gravitasi Matahari, serta membentuk sistem Tata-Surya. Planet-planet besar yang tergabung dalam Tata Surya ini adalah Merkuri, Venus, Dunia, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (tapi berdasarkan kesepakatan para ahli astronomi ahir-ahir ini, telah menyatakan bahwa Pluto bukan planet). Disamping itu terdapat beberapa komet dan asteroid yang garis edarnya tidak beraturan, sewaktu-waktu begitu sangat dekatnya dengan Matahari dan ada diantaranya yang kemudian melesat jauh dari Matahari. Keseluruhan planet, komet dan asteroid dalam berotasi mengelilingi Matahari umumnya mengarah kekiri (apabila kita bersepakat jika itu dilihat dari bagian "atas", jadi apabila dilihat dari bagian "bawah" mengarahnya kekanan).
G-II-(3). MATAHARI, DUNIA DAN BULAN.
(perkiraan)
..............................
G-II-(4). TATA-SURYA.
G-II-(5). Tabel. TATA SURYA.
Newton menemukan suatu hukum yang menunjukan adanya forsa/gaya gravitasi, yaitu bahwa tiap benda menarik tiap benda lain dengan suatu forsa yang berbanding lurus dengan massa tiap benda; juga menyatakan bahwa makin-jauh benda-benda itu terpisah akan makin kecil forsanya. Planet-planet dalam sistem Tata-surya kita disamping melayang mengelilingi matahari dalam garis-edarnya yang tetap, masing-masing planet tersebut juga berputar pada porosnya ; seperti halnya Planet Dunia yang berputar selama 24 jam sehari dan adanya poros perputarannya yaitu Kutub-Utara dan Kutub-Selatan. Pada setiap benda yang berputar, didalamnya akan muncul forsa/gaya sentrifugal (yang mengarah lurus keluar pusat benda) dan gaya sentripetal (yang mengarah lurus menuju ke pusat benda). Gaya sentripetal inilah yang kemudian kita namakan sebagai forsa gravitasi dari benda tersebut. Masing-masing benda/planet diangkasa yang berputar pada porosnya, akan mempunyai kekuatan gravitasi yang berbeda-beda tergantung pada besaran massa, kecepatan perputarannya dan jarak antar planet.
Hubungan antara Dunia, Bulan dan Matahari, pengaruhnya dapat diketahui pada lintasan garis-edar Bulan yang berbentuk elips. Karena Bulan disamping terpengaruh oleh gravitasi Dunia, tapi juga masih terpengaruh oleh gravitasi Matahari. Begitu juga halnya pada planet-planet yang beredar mengelilingi Matahari, masing-masing mempunyai daerah-pengaruh kekuatan gravitasi dari masing-masing planet-planet tersebut; yang secara keseluruhan berada dalam daerah-pengaruh dari kekuatan gravitasi Matahari. Tata-Surya kita yang ukurannya sudah demikian luas, diduga hanya merupakan bagian kecil saja dalam sistem Tata-Bintang dari Galaksi Bima Sakti. Tata-Bintang dalam sistem galaksi tersebut belum mampu kita petakan dengan jelas, termasuk bintang-bintang apa saja yang menjadi tetangga terdekat dari Tata-Surya kita.
Sampai saat ini para akhli perbintangan baru mampu berimajinasi dalam menggambarkan bentuk dari Galaksi Bima Sakti seperti yang digambarkan dibawah ini, yaitu bahwa galaksi umumnya berbentuk spiral mendatar seperti cakram, mempunyai Pusat-galaksi dan beberapa belalai. Belalai dari galaksi-galaksi ini ada yang lengkung kearah kiri dan ada yang lengkung kearah kanan, tergantung pada keberadaan kita mengamatinya dari bagian "atas" atau dari bagian "bawah" galaksi tersebut. Jumlah belalainya ada yang dua, tiga, empat, dsb.
G-II-(6). MODEL GALAKSI BIMA-SAKTI..
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern, Bintang dan Planet, hal.13, Grolier-P.T.Widyadara,1979.
Diperkirakan Tata-surya kita ini berada/tergabung dalam kelompok yang disebut Lengan-Galaksi Bima Sakti, yang bersama Bintang-bintang lainnya juga berputar yang berporos pada Pusat Galaksi, yang diperkirakan mempunyai kekuatan daya-tarik (gravitasi) yang sangat kuat. Berbeda dengan Tata-surya dimana planet-planet yang mengelilingi Matahari berada dalam garis-edarnya masing-masing, sedang dalam sistem galaksi justru bintang-bintang dengan planet-planetnya terseret dalam arus perputaran Pusat-Galaksi pada lengan-lengan galaksi tersebut. Ini menunjukan bahwa Pusat-Galaksi tersebut tidak hanya mempunyai kekuatan gravitasi yang amat sangat besar saja, tapi juga menunjukan adanya perputaran dari Pusat-Galaksi yang sangat cepat pula. Kekuatan apa pada awalnya yang menyebabkan planet/bintang tersebut berputar pada porosnya, malah dengan laju yang konstan lagi. Sampai saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan hal ini.
Jadi Pusat-galaksi juga diperkirakan dalam keadaan berputar pada porosnya, hanya diperkirakan dalam keadaan sudah "runtuh" berupa lubang-hitam karena keberadaannya tidak dapat dilihat mata. Tidak seperti halnya matahari kita yang masih aktif dengan ledakan-ledakannya yang berkesinambungan, sehingga memancarkan cahaya dan gelombang radiasi; yang sekaligus juga sebagai sumber energi untuk hidupnya berbagai mahluk (tumbuh-tumbuhan, binatang termasuk manusia) dipermukaan bumi pada planet Dunia ini.
Pada gambar model diatas, menyebutkan bahwa garis-tengah Galaksi Bima Sakti diperkirakan selebar 100.000 tahun cahaya. Diperkirakan perhitungan lebar garis-tengah tersebut terlalu besar, atau apakah yang digambarkan tersebut adalah model dari keseluruhan Alam Jagat-Raya?
Istilah Lubang-hitam (Black-Hole) direka oleh ilmuwan Amerika John Wheeler, berdasarkan gagasan dua abad lalu ketika ada dua teori mengenai cahaya. Yang satu menyatakan cahaya tersusun dari partikel-partikel yang mengalir, yang lainnya menyatakan bahwa cahaya berupa gelombang. Oleh dualitas pengertian berupa gelombang dan partikel tersebut, cahaya dapat dianggap baik sebagai gelombang maupun sebagai partikel. Dengan teori bahwa cahaya terbuat dari gelombang tidaklah jelas bagaimana cahaya akan menanggapi adanya kekuatan gravitasi. Tetapi jika cahaya tersusun dari partikel, maka lintasan-cahaya akan terpengaruhi oleh gravitasi.
G-II-(8). PENGARUH GRAVITASI MATAHARI PADA LINTASAN CAHAYA BINTANG.
.....................................
Menurut teori relativitas tidak ada benda yang dapat bergerak lebih cepat daripada cahaya, jadi jika cahaya saja tidak dapat lolos, tidak satupun benda dapat lolos. Jadi dalam suatu kawasan ruang-waktu, tidak satu bendapun yang bayangannya dapat lolos untuk mencapai seorang pengamat di kejauhan. Kawasan inilah yang sekarang kita sebut Lubang-hitam. Istilah Lubang-hitam ini adalah gambaran dari model secara matematis apabila digambarkan dalam dimensi ruang dan waktu. Sedang apabila penggambarannya hanya dalam dimensi ruang saja, kawasan ini berupa Bola-Hitam yang sulit diamatinya karena tidak bisa dilihat mata. Bukti adanya ruang-gelap di Alam Jagat-raya ini, sudah hampir terbukti dari pengamatan terhadap gelombang-gelombang radio yang terpancarkan dari pusat-pusat bintang tersebut.
Karena begitu banyaknya Bintang dan Galaksi di Jagat-Raya ini, maka akan ditemukan sekian banyak Lubang/Bola-hitam di Alam Jagat-Raya. Tapi Pusat Jagat-Rayanya sendiri sampai saat ini belum terjelaskan seperti apa, dimana keberadaannya dan bagaimana pergerakannya.
Disamping itu dalam penelitian alam-mikro diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan sehubungan dengan banyaknya hal yang belum terungkap dalam pembahasan alam-makro (Alam Jagat-Raya) diatas, yang diantaranya mengenai partikel cahaya, partikel yang memunculkan adanya kekuatan gravitasi, partikel yang menyalurkan energi, dsb. Menurut Aristoteles semua materi dalam Jagat-Raya terbuat dari empat unsur dasar : tanah, udara, api, dan air. Unsur-unsur ini terkena dua forsa gravitas (kecendrungan tanah dan air untuk tenggelam), dan levitas/apungan (kecendrungan udara dan api untuk mengapung). Juga menyatakan bahwa semua materi dapat dibagi-bagi menjadi potongan-potongan yang makin mengecil tanpa batas.
Sedang Demokritos berpendapat bahwa materi terdiri dari butir-butir, yang terbuat dari sejumlah besar atom dari berbagai macam yang berlainan. Dan John Dalton mengelompokan atom-atom untuk membentuk satuan-satuan yang disebut molekul. Pemikiran atomisme ini didukung oleh Einstein (1905) yang menjelaskan gerakan Brown - gerakan acak tidak teratur partikel kecil debu yang melayang dalam cairan - adalah akibat ditabrakinya partikel itu oleh molekul-molekul cairan itu.
Kemudian J.J.Thomson memperagakan adanya suatu partikel materi yang disebut elektron, dengan massa kurang dari seperseribu massa atom teringan. Elektron-elektron itu berasal dari dalam atom-atom itu sendiri, dan kilas cahaya berasal dari gerakan elektron-elektron tersebut. Kemudian Ernest Rutherford menyatakan bahwa atom-atom ini terbuat dari inti yang bermuatan positif dan luar biasa kecilnya, yang dikelilingi oleh sejumlah garis edar elektron.
Mula-mula diduga inti atom terdiri atas elektron dan partikel bermuatan positif yang dinamai proton (bahasa Yunani yang artinya "pertama"), karena diyakini proton sebagai satuan mendasar penyusunan materi. Selanjutnya James Chadwick (1932) menemukan bahwa inti atom berisi partikel lain yang disebut neutron, yang mempunyai massa hampir sama dengan massa proton tetapi tidak bermuatan listrik.
Tetapi pada tahun 1960-an Murray Gell-Mann menemukan pertikel yang dinamai kuark (quark). Sekurangnya ada enam "cita rasa" varietas kuark yang berlainan yaitu : up, down, strange, charmed, bottom and top; kuark-kuark tersebut jauh lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya. Jadi partikel yang dua puluh tahun yang lalu disangka sebagai "elementer", sebenarnya tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil. Mungkinkah partikel-pertikel ini kelak diketahui terbuat oleh partikel yang lebih kecil lagi?
Dengan pandangan-pandangan terhadap partikel-partikel yang lebih kecil ini, makin membuka kejelasan terhadap keempat forsa yang ada di Jagat-Raya. Yaitu forsa gravitas, forsa elektromagnetik, forsa nuklir-lemah, dan forsa nuklir-kuat. Forsa gravitas sangat lemah, tetapi karena berjangkau panjang dan selalu bersifat menarik, efek-efek itu dapat dijumlahkan. Untuk partikel materi yang besar jumlahnya, forsa gravitas dapat mengungguli semua forsa yang lain. Itulah sebabnya mengapa gravitas yang menentukan evolusi dari Alam Jagat-Raya. Bahkan untuk obyek sebesar bintang, forsa gravitas dapat mengalahkan semua forsa lain dan menyebabkan bintang itu "runtuh" membentuk Bola/Lubang-hitam.
Dari sekian bintang-bintang yang berhasil dipantau sampai saat ini ternyata masing-masing berbeda-beda dalam ukuran dan bentuknya. Kebanyakan menyinarkan cahaya secara mantap, yang lain terlihat berkelip-kelip. Energi bintang dihasilkan karena pengubahan hidrogen menjadi helium, yang menghasilkan sejumlah besar energi, proses ini dikenal sebagai reaksi nuklir. Tetapi bedanya, reaksi dalam bintang berlangsung dengan laju relatip tetap, darimana energi yang terpancar keluar dapat dikatakan konstan sepanjang ribuan bahkan jutaan tahun (belum ada penjelasan mengapa bisa demikian?).
Stephen Hawking menyatakan bahwa : "Ancaman terbesar bagi manusia adalah jika dalam 1.000 tahun ke depan tetap hanya hidup di sebuah planet - Dunia/Bumi." ( Koran Tempo, 2001). Apakah mungkin pada suatu saat nanti ada umat-manusia yang mampu keluar dan menjelajah ruang-angkasa ke seluruh peloksok Alam Jagat-Raya? Keberadaan Galaksi Bima-Sakti saja sampai saat ini belum mampu kita petakan dengan secara jelas dan pasti. Memang saat ini para ahli astronomi di seluruh dunia, secara intensip sedang melakukan peneropongan baik ke planet-planet dalam Tata-Surya maupun ke planet-planet di luar Tata-Surya, mencari adanya planet yang kondisinya sama dengan Planet Dunia. Bahkan akhir-akhir ini ada yang telah mengklaim telah menemukan adanya planet tersebut di luar Tata-Surya, yang saat ini sedang diteliti kebenaran dan kemungkinannya. Walaupun begitu, tetap saja keberadaannya masih didalam Alam Jagat-Raya. Begitulah ALLAH SWT telah menunjukan Ke-Maha Kuasaan dan Ke-Maha Besaran-Nya dalam menjadikan Alam Jagat-Raya ini, yang tidak sia-sia dalam arti memang sesuai dengan Kehendak-Nya untuk menahan keberadaan umat-manusia tidak akan bisa kemana-mana sampai tibanya hari Qiamat kelak. Kalaupun saat ini semakin merebak cerita-cerita fiksi yang menggambarkan seolah-olah ada planet lain yang dihuni oleh mahluk-lain (yang digambarkannya sebagai manusia-cerdas, allien, dsb.) dengan berbagai pesawat UFO-nya, tetapi itu hanyalah hayalan belaka yang merupakan imajinasi dari para pengarangnya. Memang pada awalnya cerita-cerita fiksi tersebut dibuat hanya untuk maksud memberikan hiburan semata. Tetapi dalam perkembangannya kemudian ada kecenderungan bahwa cerita-cerita fiksi ini, oleh beberapa gelintir manusia (yang berkedok dengan alasan komersial belaka) makin didorong penyajiannya dalam berbagai media-massa, sehingga telah meracuni generasi muda dimana-mana yang semakin jauh keluar dari faham agama.
G-II-(10). MODEL PERGERAKAN CAHAYA DI ALAM JAGAT RAYA
.....
Dalam masa modern sekarang ini, manusia sudah mampu merekam suatu kejadian dalam sebuah film/video, kemudian pada saat memutar rekaman film/video dari kejadian tersebut pemutarannya bisa dipercepat maupun diperlambat (slow-motion). Apabila kita meyakini bahwa proses kejadian dari Alam Jagat-raya ini berupa "ledakan", maka sudah tentu prosesnya berjalan dengan amat sangat cepat sekali. Apabila pergerakan dari ledakan ini diperlambat (slow-motion - kondisi B.), maka akan tercipta pergerakan dari partikel-partikel yang meledak tersebut; yang kalau dalam Alam Jagat-Raya partikel-partikel tersebut berupa sistem galaksi, bintang/ tata-surya, termasuk Planet Dunia/Bumi kita.
Juga karena kekuatan gravitasi dari Pusat Jagat-Raya maka lintasan cahaya tempo doeloe ada yang kemudian tertarik kembali ke Pusat Jagat Raya, yang diantaranya ada yang sempat lewat ke Planet Dunia memunculkan banyaknya bayangan susunan bintang-bintang (tempo doeloe) yang saat ini terlihat sebagai Rasi-Rasi Bintang. Karena poros-bumi dalam keadaan miring, maka pada gambar dibawah ini ada perbedaan letak rasi-rasi yang terlihat di langit-utara dengan yang terlihat di langit-selatan.
G-II-(11). RASI-RASI BINTANG.
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern, Bintang dan Planet, hal.43, Grolier-P.T.Widyadara,1979.
Rasi-rasi bintang ini bisa dijadikan patokan sebagai petunjuk jalan dalam kegelapan, tetapi kemudian diyakini oleh mereka yang percaya (non-islam) yang katanya berpengaruh pada perjalanan-nasib manusia. Berdasarkan analisa diatas, maka dibawah ini adalah merupakan gambaran dari proses kejadian Alam Jagat Raya (berdasarkan imajinasi penulis).
G-II-(12). PROSES KEJADIAN ALAM JAGAT-RAYA.
(imajinasi penulis)
--------------------------------------------------------------------------------------
AKHIRNYA TERBENTUK ALAM JAGAT RAYA.
cj.vino akbar from 107.3 Fm E-radio study n fun station
walcome to my blog. to the reader's please menikmati ondition in my blog to your hapyy.
search
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
taburkan inspirasi kita di fasilitas internet.
inilah perubahan zaman yng patut kita kembangkan. dengan internet kita bisa menuangkan ilmu kita yang pernah kita tau dan pahami dengan tidak memperhatikan setatus anda.